Aku menutup jendela kamar untuk dapat
berkonsentrasi pada lukisanku, tak lama sebelum matahari terbenam,
ketika tiba-tiba pintu terbuka dan temanku datang ke ruangan tempatku
bekerja. Pada saat memasuki ruangan, ia berjalan lurus ke dinding
seberang dan duduk jongkok di lantai. Aku menyadari bahwa aku harus
memberinya beberapa makanan untuk menghormati kedatangannya. Aku
menyalakan lampu dan masuk ke ruangan gelap yang terbuka. Aku mencari di
setiap sudut dengan harapan akan menemukan sesuatu yang dapat
kutawarkan untuknya, meskipun aku tahu tak ada lagi yang tersisa.
Showing posts with label Memoar. Show all posts
Showing posts with label Memoar. Show all posts
Wednesday, June 10, 2015
Memoar - Dunia Retak 5
Aku adalah seorang pelukis. Sebelum hidupku
dipenuhi kesia-sian, Aku merupakan pelukis yang banyak menghasilkan
karya. Aku beruntung, rumah tempat tinggalku berada di luar pinggir
kota di daerah yang tenang dan jauh dari kebisingan serta kesibukan
kota. Benar-benar terisolasi dari riuhnya hiruk pikuk kehidupan.
Memoar - Dunia Retak 4
Di tengah-tengah kesengsaraan yang kualami, aku
memperoleh kenikmatan dengan hadirnya bias sinar yang terpancar sekilas
bagai bintang jatuh dan berkedip diatasku dalam wujud seorang wanita –
atau bahkan mungkin malaikat. Dalam terang, aku melihat semua
kepicikan keberadaanku ditangkap kemuliaan dan kemegahan sinar yang
hadir bersamanya. Ketika kemudian kecerahan itu memudar kembali ke
dalam pusaran kegelapan, aku takut ia ikut terikat di dalamnya dan
menghilang. Dan aku tidak memiliki kemampuan mempertahankan bias sinar
tersebut.
Memoar - Dunia Retak 3
Ada rasa nyeri yang perlahan mengikis pikiranku dalam keheningan.
Rasanya
tidak akan mungkin aku menyampaikan bagaimana rasa yang kuderita.
Karena kuyakin, orang-orang cenderung untuk mengartikan penderitaan tak
terbayangkan yang kualami ke dalam kategori kejadian luar biasa.
Penyebutan mereka terhadap derita yang kualami cenderung memprovokasi
timbulnya senyum tidak percaya dan cemooh. Tentu saja mereka tidak paham
karena ketidaktahuan dan belum ditemukannya obat untuk penyakit yang
kuderita.
Memoar - Dunia Retak 2
Pernahkah engkau mengalami hal semacam ini ?
Pernahkah tiba-tiba kau menemukan dirimu menangis tanpa sebab ?
saat ketika engkau bermimpi tapi tak bermimpi.
Engkau tertidur tapi tak tertidur, bahkan engkau tak merasakan kekosongan itu !
Memoar - Dunia Retak 1
Sebuah renungan yang berangkat dari rasa sakit
yang sanggup membawaku memasuki sebuah situasi sakral yang misterius.
Sesuatu yang berangkat dari prasangka bahwa aku, alam semesta dan seluruh isinya bukanlah apa-apa,
terutama pada saat semuanya tenggelam di dalam kesunyian yang tunggal dan utuh.
Subscribe to:
Posts (Atom)