Thursday, December 8, 2016

Cara Mengatasi Air Tanah Yang Mengandung Zat Besi

Solusi Air Bersih – Air tanah sebagai salah satu sumber air yang biasa digunakan sehari-hari, tidaklah selalu bersih sehingga dibutuhkan alat penjernih air agar bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Pada kesempatan ini saya akan membahas cara mengatasi air tanah yang mengandung zat besi.

Air tanah yang dulunya bekas sawah atau rawa, sering mengandung zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada diding bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, banyak cara dapat dilakukan baik secara konvensional maupun dengan menggunakan filter air. Berikut cara mengatasi air tanah yang mengandung zat besi :

1. Pemberian tawas

Pemberian tawas dapat dilakukan pada sumur atau pada bak mandi. Biasanya pemberian tawas akan menyisakan endapan pada dasar sumur atau bak mandi. Namun saat ini sudah jarang dilakukan seiring dengan susahnya mendapatkan tawas yang biasa bisa di beli di toko bahan bangunan.

2. Pemberian Sitrun

Cara ini biasanya dilakukan dengan pemberian sitrun pada tempat penyimpanan air atau bak mandi. Sitrun sendiri dapat dengan mudah di temukan di warung-warung sekitar kita.

3. Menggunakan Filter Air Mangan Zeolit

Filter Air ini menggunakan media sebagai penyaring. Penyaring disini bukan sebagai penyaring air kotor melainkan filter/penyaring untuk mengurangi kadar besi yang terkandung dalam air. Media penyaring yang biasa digunakan adalah Mangan Zeolit. Media bekerja mengikat zat besi yang terkandung dalam air dan lama kelamaan akan jenuh sehingga perlu dilakukan pencucian atau pembersihan media agar media bisa kembali optimal.

Pembersihan media dengan menggunakan Filter jenis ini sangat mudah pengoperasiannya. Hanya dengan pengaturan kran/valve, maka yang tadinya air masuk dari atas akan dibalik arahnya dari bawah ke atas sehingga bisa mengeluarkan kotoran yang terdapat pada filter.

Penempatan filter ini bisa dipasang setelah pompa atau setalah tangki penampungan air. Hanya saja, jika penempatan filter setelah pompa, akan mengorbankan kinerja pompa. Tekanan akan semakin besar pada pompa sehingga mengakibatkan berkurangnya debit air yang dihasilkan.

4. Menggunakan Filter Air Sederhana

Filter dibuat dengan sederhana dengan menggunakan bekas kaleng cat 5 liter yang telah dilubangi dan diberi saringan filter yang biasa digunakan untuk akuarium. 

Selain filter, dengan cara ini kita membutuhkan pompa akuarium untuk mengalirkan air ke saringan air tersebut. 

Sebagai contoh adalah sebagai saringan air untuk bak mandi. Saringan diletakkan di atas bak mandi dan air yang telah tersaring kembali masuk ke dalam bak mandi.

Pompa dihidupkan terus menerus sampai air menjadi jernih dan lama kelamaan filter saringan akan kotor dan harus dicuci. Jika saringan sudah jelek, ganti dengan yang baru.

Proses seperti ini termasuk teknik aerasi yaitu oksidasi dengan udara. Air dalam bak mandi sudah terkontak dengan udara, dan terkontak dengan udara kembali ketika dikocorkan ke dalam saringan. Dan air akan mengalami kontak udara kembali ketika keluar dari filter.

Ide ini saya dapatkan setelah memperhatikan akuarium. Air yang mengandung zat besi sangat terlihat jelas keruh setelah sekian waktu di akuarium, dan lama kelamaan akan bening setelah di sirkulasi dengan menggunakan pompa dan filter akuarium.

Dari 4 cara diatas, ada teman saya yang kebetulan sama kasusnya, akhirnya memilih cara no 4. Karena hanya membutuhkan modal yang sedikit dan beliau juga menerapkannya hanya untuk penggunaan pada bak mandi untuk mandi dan cuci. Sedangkan untuk konsumsi minum dan masak, beliau masih menggunakan air isi ulang.

  • Share:

0 komentar:

Post a Comment